Berita-online.id Setelah sembilan tahun negosiasi, Indonesia dan Uni Eropa (UE) kini berada di fase akhir pembahasan Indonesia–EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU‑CEPA). Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, sekitar 90% substansi perjanjian sudah disepakati, dan hanya tinggal isu teknis yang masih dibahas antar-tim negosiator.
Target & Tahapan Teken
-
Penandatanganan awal direncanakan pada Agustus–September 2025 oleh Menteri Perdagangan dan Komisioner UE di Jakarta.
-
Ratifikasi selanjutnya oleh parlemen Indonesia dan parlemen masing-masing dari 27 negara UE, diharapkan selesai akhir 2026 atau awal 2027.
Manfaat Tarif & Akses Pasar
IEU‑CEPA akan:
-
Menurunkan tarif hingga nol persen untuk ~80% produk ekspor Indonesia, seperti tekstil, alas kaki, perikanan, kelapa sawit, dan otomotif, baik secara langsung maupun bertahap.
-
Menghapus hambatan non-tarif dan menyediakan proteksi investasi serta kesetaraan akses pasar bagi barang dan jasa dari kedua pihak.
Lonjakan Ekspor yang Signifikan
Berdasarkan simulasi studi dari CSIS dan EU Sustainability Impact Assessment:
-
Ekspor RI dapat meningkat hingga 57–57,8% dalam tiga tahun pertama setelah implementasi perjanjian.
-
Airlangga Hartarto juga menyatakan target konservatif 50% peningkatan ekspor dalam tiga tahun, sebanding dengan capaian Vietnam dan Malaysia .
-
RMN proyeksi pertumbuhan PDB sebesar +0,19%, atau tambahan pendapatan hingga USD 2,8 miliar.
Latar Belakang dan Strategi Diversifikasi
-
UE saat ini merupakan mitra dagang kelima terbesar RI, dengan total perdagangan mencapai sekitar USD 30 miliar pada 2024. Indonesia mencatat surplus USD 4,5 miliar dengan blok tersebut.
-
Perjanjian ini juga menjadi strategi diversifikasi pasar, terutama saat menghadapi tarif impor dari Amerika Serikat.
Fokus Komoditas & Sektor Prioritas
Produk unggulan Indonesia yang diuntungkan antara lain:
-
Kelapa sawit (food & fuel grade),
-
Perikanan (tuna dan olahan),
-
Tekstil & alas kaki (dengan tarif nol),
-
Bijih tembaga, oleokimia, besi baja, karet, dan kendaraan listrik.
Akses baru ini diharapkan meningkatkan nilai tambah industri dan membantu Indonesia naik kelas di kancah global.
Investasi & Sinergi Jangka Panjang
Selain tarif, IEU‑CEPA akan memperkuat:
-
Proteksi dan kepastian hukum bagi investor UE,
-
Aliran investasi sektor energi terbarukan, semikonduktor, digital, dan pemrosesan mineral .
-
Program pendampingan untuk UMKM, terutama yang tergabung dalam skema “BISA Export”.
Perjanjian IEU‑CEPA kini nyaris tuntas, membuka peluang besar:
-
Ekspor naik hingga 57%,
-
Tarif ekspor impor turun drastis,
-
Investasi mengalir lebih deras, dan
-
Daya saing produk Indonesia meningkat.
Langkah selanjutnya: pemerintah dan pelaku industri perlu mempersiapkan diri untuk implementasi perjanjian, memperkuat rantai nilai, kualitas produk, dan koneksi perdagangan dengan UE.