berita-online.id , Berita – Sebuah asrama putra di lingkungan Pesantren Al-Kahfi, Kecamatan Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi, hangus dilalap api pada Kamis (31/7/2025) siang.
Kebakaran yang diduga akibat korsleting listrik ini meludeskan bangunan asrama semi permanen, menyebabkan puluhan santri kehilangan tempat tinggal.
Salah seorang santri, Misbahul Munir (18), yang menjadi saksi mata mengungkapkan bahwa insiden bermula sekitar pukul 14.25 WIB. Saat itu, dirinya bersama sejumlah rekan tengah beristirahat di kamar.
“Saya awalnya mengira ada yang sedang membakar sesuatu di bawah. Namun kemudian saya mencium bau asap pekat dan merasakan hawa panas dari arah kamar kosong di samping,” ujar Misbah.
Baca Juga : Puslabfor Telusuri Penyebab Kebakaran Pasar Taman Puring, Amankan Sisa Arang dan Kabel Terbakar
Begitu diperiksa, api sudah berkobar hebat dari dalam kamar tersebut. Misbahul lantas membangunkan empat temannya dan segera keluar menyelamatkan diri sembari meminta pertolongan.
Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, api dengan cepat melahap seluruh bangunan asrama dua lantai yang terdiri dari delapan ruangan. Material bangunan yang sebagian besar terbuat dari kayu mempercepat penyebaran api dan menyulitkan upaya pemadaman.
“Bangunannya terdiri atas dua lantai dengan delapan kamar. Total penghuni pesantren lebih dari 100 orang, dan di asrama yang terbakar ini dihuni lebih dari 20 santri pria,” jelasnya.
Saat ini, santri terdampak mengungsi sementara di masjid pesantren. Sebagian lainnya memilih kembali ke rumah masing-masing.
Pihak pesantren bersama masyarakat setempat berharap bantuan dari berbagai pihak untuk membangun kembali asrama yang terbakar.
“Sebagai santri, tentu saya sangat berduka. Kami berharap bantuan dapat segera diberikan untuk pembangunan kembali asrama,” tutup Misbah.
Penanganan dan Estimasi Kerugian
Petugas Pemadam Kebakaran dari Posko Jampangkulon dan Surade, bersama warga setempat, dikerahkan untuk menangani kebakaran yang melanda asrama Pesantren Al-Kahfi.
Komandan Regu (Danru) Posko Damkar Surade, Asep Sukron, menjelaskan timnya menghadapi sejumlah kendala dalam proses pemadaman, salah satunya kesulitan mengakses sumber air serta jarak lokasi kebakaran yang cukup jauh dari jalan utama, sekitar 50 hingga 100 meter.
“Kami menerima laporan dari warga sekitar pukul 14.30 WIB dan langsung mengerahkan dua unit mobil pemadam serta delapan personel ke lokasi. Proses pemadaman berlangsung kurang lebih satu jam hingga api berhasil dipadamkan,” ungkap Asep.
Meski tidak ada korban jiwa maupun luka-luka, peristiwa ini menyebabkan kerugian materiil yang ditaksir mencapai Rp150 juta. Seluruh bangunan asrama yang dihuni sekitar 20 santri putra hangus terbakar dan tidak dapat diselamatkan.






