berita-online.id , Berita – Ahli DNA dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri mengungkapkan hasil pemeriksaan terhadap barang bukti terkait kasus kematian Arya Daru Pangayunan (39), seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang ditemukan meninggal dunia dengan kondisi kepala terbungkus lakban di indekosnya. Misteri kematiannya pun perlahan mulai terungkap.
Komisaris Polisi (Kompol) Irfan Rofik selaku ahli DNA Puslabfor Polri menjelaskan bahwa dari 13 barang bukti yang dikumpulkan dari lokasi kejadian maupun dari tim penyidik Polda Metro Jaya, hanya ditemukan DNA milik Arya Daru. Tidak ada indikasi keterlibatan pihak lain.
“Dari 13 item yang kami periksa, satu yang cukup signifikan adalah sisa lakban pada bonggol gulungan. Di situ terdeteksi DNA almarhum ADP,” kata Irfan saat menyampaikan hasil penyelidikan di Mapolda Metro Jaya, Senin (28/7/2025).
Lebih lanjut, Irfan menegaskan bahwa hasil penyisiran di lokasi kejadian, baik di dalam kamar maupun di area sekitar seperti kamar mandi dan ruang tidur, tidak ditemukan bercak darah, cairan sperma, maupun material biologis lain milik individu selain korban.
Baca Juga: Thailand-Kamboja Sepakati Gencatan Senjata, PM Anwar Ibrahim Sampaikan Syukur
“Seluruh area, termasuk kamar korban, kamar mandi, dan ruang tidur, tidak menunjukkan adanya unsur biologis milik pihak lain,” jelasnya.
Diketahui, Arya Daru Pangayunan yang menjabat sebagai diplomat muda di Kemlu, ditemukan tidak bernyawa di kamar kos Guest House Gondia, Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025). Korban ditemukan dalam kondisi kepala terbungkus lakban menyerupai mumi.
Sidik Jari di Lakban Kuning Dipastikan Milik Arya Daru
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5279336/original/003178400_1752134582-WhatsApp_Image_2025-07-10_at_2.55.41_PM.jpeg)
Salah satu temuan penting dalam penyelidikan kematian Arya Daru Pangayunan diungkap oleh tim Pusat Identifikasi (Pusident) Bareskrim Polri. Mereka memastikan bahwa sidik jari yang ditemukan pada lakban kuning di lokasi kejadian merupakan milik Arya Daru sendiri.
Anggota tim penyelidik, Aipda Sigit Kusdiyanto, menyampaikan bahwa sidik jari yang menempel pada lakban telah melalui proses identifikasi dan terverifikasi sebagai milik korban.
“Jadi hasil dari tim identifikasi terkait pencarian sidik jari bahwa di lakban yang diperoleh yaitu sidik jari dari ADP,” ujar Aipda Sigit dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (28/7/2025).
Lakban tersebut merupakan alat yang digunakan untuk melilit kepala korban. Menurut Sigit, lakban warna kuning bermerek Daimaru tersebut diteliti secara mendalam menggunakan metode daktiloskopi.
“Penanganan dilakukan dengan teknik kimia basah menggunakan kristal violet. Ditemukan beberapa sidik jari,” jelasnya.
Namun, dari beberapa sidik jari yang teridentifikasi, hanya satu yang memenuhi syarat untuk dianalisis secara forensik sesuai karakteristik daktiloskopi.
Sidik jari tersebut kemudian dicocokkan dengan data milik Arya Daru. Hasilnya, terdapat 12 titik karakteristik yang sesuai.
“Hasil dari pengembangan di lakban dengan sidik jari yang diambil dari saudara ADP memenuhi kriteria 12 titik yang sama,” tutup Sigit.
Kronologi Penemuan Jenazah Diplomat Kemlu dengan Kepala Terlilit Lakban
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5277040/original/039006000_1751974990-c3576f3c-8772-41f7-aa63-d23473194010.jpeg)
Jenazah Arya Daru Pangayunan, diplomat muda Kementerian Luar Negeri, ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di kamar nomor 105 Guest House Gondia, Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
Penemuan jasad korban bermula dari kekhawatiran istrinya yang tidak berhasil menghubungi Arya Daru. Sang istri kemudian meminta penjaga indekos untuk memeriksa kondisi kamar suaminya.
“Ada permintaan dari istri korban sejak malam sebelumnya kepada penjaga indekos untuk mengecek kamar korban karena tidak dapat dihubungi. Telepon genggam korban dalam kondisi tidak aktif,” ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, Kamis (24/7/2025).
Atas permintaan tersebut, penjaga kos melaporkan situasi itu kepada pemilik indekos untuk mendapat izin membuka kamar. Ia kemudian mengajak salah satu penghuni lain berinisial FM guna memeriksa kondisi di dalam kamar.
Kamar korban dilaporkan terkunci dari dalam dengan pengamanan berupa slot dan kunci manual, serta akses kunci pribadi yang hanya dimiliki korban. Untuk bisa masuk, penjaga kos dan FM harus mencongkel jendela kamar terlebih dahulu, membuka pengaman dari dalam, lalu membuka kunci secara manual.
“Penjaga dan saksi FM berinisiatif mencongkel jendela, membuka slot pengaman dari dalam, dan akhirnya berhasil membuka pintu kamar korban,” jelas Ade Ary.
Korban ditemukan dalam posisi terbaring di atas tempat tidur dengan wajah tertutup plastik dan kepala dililit lakban kuning. Jenazah saat itu tertutup selimut dan mengenakan kaus serta celana pendek.
“Korban ditemukan dalam kondisi wajah tertutup plastik, kepala terlilit lakban warna kuning, berada di atas tempat tidur, tertutup selimut, dan mengenakan kaus serta celana pendek,” pungkasnya.
