Home / Internasional / India Lepas Air Bendungan, Pakistan Evakuasi Ratusan Ribu Warga

India Lepas Air Bendungan, Pakistan Evakuasi Ratusan Ribu Warga

India Lepas Air Bendungan, Pakistan Evakuasi Ratusan Ribu Warga

berita-online.id ,Internasional  – Pakistan mengevakuasi ratusan ribu orang pada Selasa (26/8/2025), setelah India membuka pintu bendungan, sehingga air Sungai Sutlej naik dan meluap ke wilayah perbatasan yang rendah.

Langkah itu dilakukan sehari setelah New Delhi memberi tahu Islamabad tentang kemungkinan banjir lintas batas, menandai kontak diplomatik publik pertama antara dua negara bersenjata nuklir itu dalam beberapa bulan terakhir.

Baca Juga : Korean Air Pesan 103 Pesawat Boeing di Tengah Pertemuan Puncak Trump dan Lee Jae Myung

Otoritas Manajemen Bencana Nasional (NDMA) Pakistan menyatakan telah mengeluarkan peringatan dini kepada pemerintah Provinsi Punjab terkait lonjakan air Sungai Sutlej dan ancaman banjir, serta menegaskan bahwa evakuasi dari berbagai distrik di provinsi tersebut kini tengah berlangsung.

NDMA menyebut tim penyelamat telah mengevakuasi lebih dari 14.000 orang dari Kasur, sebuah distrik di Provinsi Punjab, sementara lebih dari 89.000 orang dipindahkan ke tempat yang lebih aman dari Kota Bahawalnagar, dekat perbatasan India. Demikian seperti dilansir kantor berita AP.

Lebih lanjut, NDMA mengatakan pihak berwenang telah mendesak warga untuk menjauhi sungai, aliran air, serta daerah rendah, menghindari perjalanan yang tidak perlu, dan mengikuti peringatan yang disampaikan melalui media, ponsel, dan aplikasi peringatan bencana milik NDMA.

Peringatan banjir terbaru dan upaya evakuasi oleh Pakistan ini muncul ketika hujan monsun lebat terus melanda kedua negara Asia Selatan tersebut.

Di barat laut Pakistan, banyak warga mengeluh bulan ini bahwa mereka tidak menerima peringatan apa pun sebelum banjir bandang melanda Distrik Buner, yang menewaskan lebih dari 300 orang. Para pejabat mengatakan kehancuran itu disebabkan oleh hujan deras mendadak (cloudburst) yang tidak bisa diprediksi dan banyak korban tinggal di sepanjang jalur alami aliran air.

Secara nasional, banjir yang dipicu hujan musiman telah menewaskan lebih dari 800 orang di Pakistan sejak 26 Juni.


Pengaruh Perubahan Iklim

Di Kashmir, yang sama-sama diklaim sepenuhnya oleh kedua negara, sedikitnya 65 orang juga tewas dan ratusan lainnya mengungsi di wilayah Jammu yang dikuasai India.

Banyak sungai dan anak sungai di kawasan itu akhirnya mengalir ke Pakistan dan wilayah Kashmir yang dikuasainya. Pada Selasa, pejabat India mengatakan bahwa kebanyakan sungai dan anak sungai telah meluap, dengan air keruh menggenangi rumah-rumah di sejumlah lokasi serta merusak jalan dan jembatan. Tingkat air di berbagai sungai terus meningkat di wilayah itu.

Menurut Departemen Meteorologi India, hujan diperkirakan berlangsung hingga Selasa malam.

Pada 2014, Kashmir mengalami banjir monsun terburuk dalam satu abad, yang menewaskan 500 orang di seluruh wilayah tersebut.

Peringatan banjir minggu ini disampaikan kepada Pakistan melalui jalur diplomatik, bukan melalui Komisi Air Indus, mekanisme permanen yang dibuat berdasarkan Perjanjian Air Indus tahun 1960 yang ditengahi Bank Dunia. Mekanisme itu telah ditangguhkan oleh New Delhi setelah pembunuhan terhadap 26 wisatawan pada April lalu di Kashmir yang dikuasai India.

Pakistan mengatakan India tidak bisa membatalkan perjanjian itu secara sepihak. Perjanjian tersebut sebelumnya bertahan melewati dua perang antara kedua negara, pada 1965 dan 1971, serta bentrokan besar di perbatasan pada 1999. Penangguhan perjanjian dan penurunan hubungan diplomatik oleh India akibat pembunuhan para wisatawan akhirnya memicu serangan rudal balasan oleh kedua pihak pada Mei lalu.

Aksi saling serang itu baru berakhir setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa dia telah menengahi gencatan senjata. Sejak itu, kedua pihak belum mengambil langkah untuk menormalkan hubungan.

Dalam beberapa bulan terakhir, Pakistan telah mengalami beberapa banjir bandang akibat hujan deras mendadak serta curah hujan yang lebih tinggi dari normal. Musim monsun tahunan Pakistan berlangsung dari Juli hingga September.

Para ilmuwan dan peramal cuaca menyalahkan perubahan iklim atas meningkatnya intensitas hujan dalam beberapa tahun terakhir di kawasan tersebut. Hujan lebat tahun ini telah menimbulkan kekhawatiran akan terulangnya banjir besar tahun 2022, yang juga disalahkan pada perubahan iklim, ketika sepertiga wilayah negara itu terendam air dan menewaskan 1.739 orang.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

September 2025
SSRKJSM
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930 
https://www.indgold.id/