Jakarta Tahun ini hingga lima tahun ke depan menjadi tahun yang sangat menentukan kiprah pengusaha Bumiputera. Hal itu disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo) Jose Rizal disela-sela pelantikan pengurus DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) Asprindo Provinsi Sulawesi Tengah.
“Soal isu sumber daya alam yang dikeruk oleh pengusaha pendatang, soal ketenagakerjaan, dan hal-hal lainnya yang seluruhnya menempatkan masyarakat setempat sekadar sebagai penonton,” terang Jose dalam keterangan tertulis, Minggu (29/6/2025).
Menurut Jose, pengusaha yang terhimpun di Asprindo harus memanfaatkan dinamika yang berkembang saat ini. Apalagi di Sulawesi Tengah. Provinsi ini termasuk provinsi yang kaya dengan sumber daya alam.
Tambang nikel, emas, tembaga dan bauksit tersebar di wilayah ini.
Pengusaha lokal tidak boleh hanya jadi penonton. Mereka harus merebut peluang. Momentum ini harus dimanfaatkan. Jika hingga lima tahun ke depan, pengusaha lokal tidak bisa menjadi bagian dari industri di wilayahnya, maka mungkin selamanya tidak akan pernah bisa.
Keberpihakan Pemerintah
Namun demikian, menurut Jose, tentu saja dibutuhkan dukungan politik dan keberpihakan dari pemerintah, mengingat bahwa pengusaha lokal umumnya tidak memiliki kekuatan untuk ‘head to head’ dengan pengusaha besar dan pengusaha asing.
“Pemerintah juga mestinya memanfaatkan momentum ini untuk menciptakan antitesis dari kebijakan ekonomi sebelumnya. Saatnya pemerintah menunjukkan kesungguhan dan keberpihakan pada pengusaha Bumiputera,” ungkap Jose.
Dalam kesempatan pelantikan DPW Asprindo yang dihadiri Ketua Dewan Pembina Asprindo Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi ini, Ketua Umum Asprindo melantik Shisy Usharnaningsih sebagai Ketua DPW Asprindo Sulawesi Tengah periode 2025-2030.
Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri, Pengusaha Pribumi Harus Berdaya Saing
Di tengah situasi ekonomi yang semakin sulit saat ini, dan kian terbatasnya sumber daya alam yang tersedia; pengusaha Bumiputera harus bangkit dan bersatu. Peluang harus direbut. Ekonomi tidak bisa terus-menerus dikendalikan hanya oleh sekelompok orang tertentu, sementara pengusaha Bumiputera hanya menjadi penonton.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo) Jose Rizal, saat melakukan pelantikan pengurus Asprindo Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Sulawesi Selatan, di Hotel Gammara, Tanjung Bunga, Makassar.
Lebih lanjut Jose menyatakan bahwa pengusaha Bumiputera Indonesia harus bersatu dan kuat untuk melawan hegemoni ekonomi. Jika pengusaha pribumi jalan sendiri-sendiri, tidak bisa bersatu, maka pengusaha Bumiputera tidak akan kuat.
“Kita hanya akan jadi pemain kecil yang tidak diperhitungkan, dan lama-lama hanya akan menjadi penumpang di rumah sendiri,” kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (9/2/2025).
Rebut Peluang
Karena itu, menurut Jose, pengusaha Bumiputera harus bersatu, bertarung merebut peluang itu.
“Di Sulawesi Selatan ini banyak petarung. Banyak orang-orang besar di Jakarta yang berhasil, baik sebagai pengusaha maupun politikus; dan mereka adalah petarung yang pantang menyerah. Karena itu, saya menaruh harapan besar pada pengurus DPW Sulawesi Selatan. Sulsel punya SDM yang potensial, dan juga punya potensi ekonomi yang besar. DPW Sulsel harus menggebrak dan menjadi contoh bagi DPW-DPW lainnya,” tutur dia.
Ketua Dewan Pembina, Jenderal TNI (purn) Fachrul Razi, dalam sambutannya, menegaskan hal yang sama. Fachrul Razi menyebut Ketua Umum ASPRINDO sebagai contoh yang layak untuk ditiru sebagai pengusaha pribumi.
“Ketum ini orang yang tak pernah menyerah. Peluang dan jejaring terus dikembangkan. Tokoh-tokoh potensial yang bisa diajak untuk mengembangkan kekuatan pengusaha pribumi terus dirangkul. DPW Sulsel harus melakukan yang sama. Perkuat kerja sama antara elemen masyarakat di Sulawesi Selatan, bangun hubungan dengan pemerintah, dan ikut berkontribusi dalam membangun perekonomian di wilayah ini,” ungkapnya.