berita-online.id ,Internasional – Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, pada Rabu (13/8/2025) menanggapi tawaran Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk membantu mengatasi krisis air di Iran dengan nada kritis.
Pezeshkian menilai tawaran tersebut tidak dapat dipercaya karena Israel menolak memberi akses air dan makanan bagi rakyat Palestina. “Rezim yang merampas air dan makanan dari rakyat Gaza kini mengaku akan membawa air ke Iran? Itu hanyalah fatamorgana, tidak lebih,” ujar Pezeshkian, dikutip dari AP.
Baca Juga : Dua Kapal China Tabrakan saat Kejar Kapal Filipina di Laut China Selatan
Dalam rapat kabinet di Teheran, Pezeshkian menegaskan, mereka yang tampil dengan wajah penuh tipu daya hanya berpura-pura menunjukkan belas kasih kepada rakyat Iran. “Lihatlah terlebih dahulu keadaan sulit Gaza dan rakyatnya yang tak berdaya, terutama anak-anak yang menderita karena kelaparan, kurangnya akses terhadap air minum layak, dan obat-obatan akibat pengepungan oleh rezim brutal,” tuturnya.
Iran Cari Solusi Atasi Krisis Air
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5291698/original/087712500_1753182376-1.jpg)
Dalam pesan video kepada rakyat Iran pada Selasa (12/8), Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berjanji akan membantu mengatasi kekurangan air parah di Iran setelah negara itu “bebas” dari pemerintahan saat ini, menurut laporan media Israel, termasuk The Jerusalem Post.
Pernyataan Netanyahu ini menunjukkan pergeseran dari situasi perang menuju adu sindiran politik. Pada Juni lalu, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Iran yang menewaskan hampir 1.100 orang, termasuk sejumlah komandan militer, sementara serangan balasan Iran menewaskan 28 orang di Israel.
Pada Minggu (10/8), Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menyatakan kepada sejumlah pejabat, “Kita tidak punya air—tidak ada air di bawah kaki kita, tidak ada air di balik bendungan kita. Jadi, katakan kepada saya, apa yang harus kita lakukan?”
Ia menegaskan bahwa Iran tengah menghadapi krisis air yang serius dan belum pernah terjadi sebelumnya, serta pemerintahannya kini berkoordinasi dengan para ahli untuk mencari solusi atas masalah tersebut.
