Indonesia-EU CEPA Hampir Final, Siap Dongkrak Ekspor hingga 57%

Berita-online.id Setelah sembilan tahun negosiasi, Indonesia dan Uni Eropa (UE) kini berada di fase akhir pembahasan Indonesia–EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU‑CEPA). Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, sekitar 90% substansi perjanjian sudah disepakati, dan hanya tinggal isu teknis yang masih dibahas antar-tim negosiator.

Target & Tahapan Teken

  • Penandatanganan awal direncanakan pada Agustus–September 2025 oleh Menteri Perdagangan dan Komisioner UE di Jakarta.

  • Ratifikasi selanjutnya oleh parlemen Indonesia dan parlemen masing-masing dari 27 negara UE, diharapkan selesai akhir 2026 atau awal 2027.

Manfaat Tarif & Akses Pasar

IEU‑CEPA akan:

  • Menurunkan tarif hingga nol persen untuk ~80% produk ekspor Indonesia, seperti tekstil, alas kaki, perikanan, kelapa sawit, dan otomotif, baik secara langsung maupun bertahap.

  • Menghapus hambatan non-tarif dan menyediakan proteksi investasi serta kesetaraan akses pasar bagi barang dan jasa dari kedua pihak.

Lonjakan Ekspor yang Signifikan

Berdasarkan simulasi studi dari CSIS dan EU Sustainability Impact Assessment:

  • Ekspor RI dapat meningkat hingga 57–57,8% dalam tiga tahun pertama setelah implementasi perjanjian.

  • Airlangga Hartarto juga menyatakan target konservatif 50% peningkatan ekspor dalam tiga tahun, sebanding dengan capaian Vietnam dan Malaysia .

  • RMN proyeksi pertumbuhan PDB sebesar +0,19%, atau tambahan pendapatan hingga USD 2,8 miliar.

Latar Belakang dan Strategi Diversifikasi

  • UE saat ini merupakan mitra dagang kelima terbesar RI, dengan total perdagangan mencapai sekitar USD 30 miliar pada 2024. Indonesia mencatat surplus USD 4,5 miliar dengan blok tersebut.

  • Perjanjian ini juga menjadi strategi diversifikasi pasar, terutama saat menghadapi tarif impor dari Amerika Serikat.

Fokus Komoditas & Sektor Prioritas

Produk unggulan Indonesia yang diuntungkan antara lain:

  • Kelapa sawit (food & fuel grade),

  • Perikanan (tuna dan olahan),

  • Tekstil & alas kaki (dengan tarif nol),

  • Bijih tembaga, oleokimia, besi baja, karet, dan kendaraan listrik.

Akses baru ini diharapkan meningkatkan nilai tambah industri dan membantu Indonesia naik kelas di kancah global.

Investasi & Sinergi Jangka Panjang

Selain tarif, IEU‑CEPA akan memperkuat:

  • Proteksi dan kepastian hukum bagi investor UE,

  • Aliran investasi sektor energi terbarukan, semikonduktor, digital, dan pemrosesan mineral .

  • Program pendampingan untuk UMKM, terutama yang tergabung dalam skema “BISA Export”.

Perjanjian IEU‑CEPA kini nyaris tuntas, membuka peluang besar:

  • Ekspor naik hingga 57%,

  • Tarif ekspor impor turun drastis,

  • Investasi mengalir lebih deras, dan

  • Daya saing produk Indonesia meningkat.

Langkah selanjutnya: pemerintah dan pelaku industri perlu mempersiapkan diri untuk implementasi perjanjian, memperkuat rantai nilai, kualitas produk, dan koneksi perdagangan dengan UE.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *